Ngawi – Kepolisian Resor (Polres) Ngawi, Polda Jawa Timur, berhasil mengungkap kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) bermodus adopsi anak. Pengungkapan dilakukan pada Rabu, 14 Mei 2025, sekitar pukul 13.00 WIB, setelah polisi menerima laporan dari masyarakat.
Dalam pengungkapan ini, petugas berhasil mengamankan empat orang tersangka, yakni, ZM (34), laki-laki, warga Kabupaten Pasuruan, R (32), perempuan, warga Kabupaten Pasuruan, SA (35), perempuan, warga Ponorogo dan SEB (22), perempuan, warga Ngawi.
Kapolres Ngawi, AKBP Charles Pandapotan Tampubolon, mengatakan bahwa modus yang digunakan para pelaku adalah dengan menyasar perempuan hamil dari keluarga tidak mampu yang bersedia menyerahkan bayinya untuk diadopsi.
“Para pelaku mencari ibu hamil dari kalangan ekonomi lemah yang bersedia menyerahkan anaknya. Selanjutnya, bayi tersebut ditawarkan kepada pihak-pihak yang ingin mengadopsi,” ujar AKBP Charles dalam konferensi pers, Senin (2/6/2025).
Dalam praktiknya, para tersangka memanfaatkan momen tersebut untuk mengambil keuntungan dengan meminta sejumlah uang kepada calon orang tua angkat dengan alasan biaya persalinan.
“Keuntungan yang didapat para pelaku bervariasi, mulai dari Rp1 juta hingga Rp4 juta per anak,” tambah Kapolres.
Dalam kasus ini, polisi juga menyita sejumlah barang bukti, di antaranya, Surat keterangan lahir, surat perjanjian penyerahan anak, Satu unit mobil Toyota Avanza, Beberapa unit ponsel milik pelaku serta Satu buku rekening yang digunakan untuk transaksi keuangan.
Atas perbuatannya, keempat tersangka dijerat dengan Pasal 83 jo Pasal 76 Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 11 Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang.
Mereka terancam hukuman penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun.
Polres Ngawi terus mendalami kasus ini untuk menelusuri kemungkinan adanya jaringan atau pihak lain yang terlibat dalam praktik perdagangan bayi dengan kedok adopsi tersebut.