Surabaya – Direktorat Reserse Siber (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur berhasil mengungkap kasus penipuan dan penyalahgunaan data pribadi yang dilakukan secara sistematis oleh seorang pria asal Nganjuk, Jawa Timur. Tersangka berinisial TD (38) ditangkap karena diduga menjadi otak di balik manipulasi ratusan data warga untuk kepentingan bisnis online ilegal.
Modus yang digunakan tergolong rapi. Tersangka mengaku kepada warga bahwa mereka bisa mendapatkan MBG (Makanan Bergizi Gratis) hanya dengan menyerahkan KTP, Kartu Keluarga (KK), dan foto selfie, tanpa perlu datang ke kantor pajak. Selanjutnya, data tersebut digunakan untuk mendaftarkan NPWP elektronik, registrasi SIM card, dan membuka akun e-wallet secara online.
“Setelah terkumpul, data-data warga digunakan untuk membuka rekening e-wallet Seabank serta membuat akun Shopee Affiliate,” ungkap Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, dalam keterangan pers, Senin (23/6).
Tidak berhenti di situ, tersangka juga memanfaatkan akun-akun tersebut untuk membangun jaringan toko online. Setidaknya terdapat 130 akun Shopee yang dibuat menggunakan identitas orang lain tanpa izin. Melalui toko online bernama Kayla Shop, tersangka bersama tujuh admin melakukan live streaming sejak Desember 2024, mempromosikan produk milik orang lain dan mendapatkan komisi 5–25 persen dari Shopee Affiliate.
“Keuntungan disimpan di e-wallet pribadi milik tersangka dan digunakan untuk kebutuhan pribadinya,” tambah Kombes Abast.
Dari hasil penggerebekan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya, 105 unit handphone (82 di antaranya khusus untuk live streaming), 129 akun toko online Shopee, 100 rekening Seabank, 129 data identitas warga (KTP dan NPWP) serta 2 unit PC rakitan, 2 monitor, dan keyboard
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 51 ayat 1 jo Pasal 35 ayat 1 Undang-Undang ITE yang telah diperbarui dalam UU Nomor 1 Tahun 2024, serta Pasal 67 ayat 3 jo Pasal 65 ayat 3 UU RI Nomor 27 Tahun 2002 tentang Perlindungan Data Pribadi.
Tersangka terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda hingga Rp12 miliar.
Polisi saat ini masih memburu satu rekan tersangka berinisial K yang diduga ikut terlibat dalam kasus ini.