Kabarutama.co – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi mengumumkan bahwa tarif listrik bagi pelanggan non-subsidi tidak mengalami perubahan untuk periode Triwulan II tahun 2025. Keputusan ini mulai berlaku per 1 Mei 2025.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan keputusan tersebut diambil untuk menjaga daya beli masyarakat serta mendorong daya saing sektor usaha nasional. “Untuk menjaga daya beli masyarakat dan daya saing usaha, diputuskan tarif tenaga listrik Triwulan II tahun 2025 tetap, sama dengan tarif Triwulan I, sepanjang tidak ditetapkan lain oleh pemerintah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (1/5/2025).
Tak hanya pelanggan non-subsidi, pemerintah juga memastikan bahwa 24 golongan pelanggan bersubsidi tetap mendapatkan bantuan tarif listrik. Golongan tersebut meliputi rumah tangga miskin, pelanggan sosial, industri kecil, serta pelaku UMKM.
Penyesuaian tarif listrik bagi pelanggan non-subsidi seharusnya dilakukan tiap tiga bulan berdasarkan parameter ekonomi makro seperti kurs rupiah, harga minyak mentah Indonesia (ICP), inflasi, dan Harga Batubara Acuan (HBA). Namun, meskipun parameter ekonomi periode November 2024 hingga Januari 2025 menunjukkan potensi kenaikan, tarif tetap dipertahankan.
Berikut adalah rincian tarif listrik untuk 13 golongan pelanggan non-subsidi per 1 Mei 2025:
- R-1/TR 900 VA: Rp 1.352/kWh
- R-1/TR 1.300 VA: Rp 1.444,70/kWh
- R-1/TR 2.200 VA: Rp 1.444,70/kWh
- R-2/TR 3.500–5.500 VA: Rp 1.699,53/kWh
- R-3/TR 6.600 VA ke atas: Rp 1.699,53/kWh
- B-2/TR 6.600–200.000 VA: Rp 1.444,70/kWh
- B-3/Tegangan Menengah: Rp 1.114,74/kWh
- I-3/Tegangan Menengah: Rp 1.114,74/kWh
- I-4/Tegangan Tinggi 30.000 kVA ke atas: Rp 996,74/kWh
- P-1/TR 6.600–200.000 VA: Rp 1.699,53/kWh
- P-2/Tegangan Menengah di atas 200 kVA: Rp 1.522,88/kWh
- P-3/TR untuk penerangan jalan umum: Rp 1.699,53/kWh
- L/TR, TM, TT (Pelanggan Pemerintah): Rp 1.644,52/kWh
Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan stabilitas ekonomi dan mendukung aktivitas masyarakat serta sektor usaha di tengah tantangan ekonomi global.