Sumenep – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sumenep, Polda Jawa Timur, berhasil mengungkap kasus dugaan rudapaksa terhadap sejumlah santriwati di sebuah pondok pesantren di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep.
Pelaku berinisial MS (51), yang merupakan pengurus sekaligus pengasuh pondok pesantren tersebut, diamankan setelah dilaporkan melakukan rudapaksa terhadap sedikitnya sepuluh santriwati, termasuk seorang korban berinisial F.
Plt. Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, menjelaskan bahwa pengungkapan kasus ini berdasarkan laporan polisi nomor: LP/B/28/VI/2025/SPKT/POLSEK KANGEAN/POLRES SUMENEP/POLDA JAWA TIMUR, tertanggal 3 Juni 2025.
“Kasus pertama kali terjadi pada tahun 2021. Korban F diminta mengantar air ke kamar pelaku, dan di situlah terjadi tindakan rudapaksa. Korban tidak berani melawan karena pelaku adalah pengasuh ponpes,” ujar AKP Widiarti, Kamis (12/6/2025).
Tak berhenti di satu kesempatan, pelaku kembali mengulangi perbuatannya lima hari setelah kejadian pertama, dengan modus yang sama. Dalam pemeriksaan lebih lanjut, terungkap bahwa ada sembilan korban lainnya yang mengalami nasib serupa.
Setelah sempat melarikan diri, pelaku akhirnya ditangkap oleh tim Satreskrim Polres Sumenep pada Selasa, 10 Juni 2025, sekitar pukul 03.30 WIB, di Desa Kesambi Rampak, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo.
“Tersangka sudah kami amankan di Polres Sumenep dan akan menjalani proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku,” tambah AKP Widiarti.
MS dijerat dengan Pasal 81 ayat (1), (2), dan (3) serta Pasal 82 ayat (1) dan (2) UU RI No. 17 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. “Ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara,” pungkas AKP Widiarti.