Blitar – Libur Natal dan Tahun Baru 2025 membawa dampak signifikan terhadap jumlah pengunjung di Museum Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Museum yang menyimpan berbagai benda cagar budaya ini mencatat lonjakan jumlah pengunjung hingga lebih dari 300 orang per hari selama periode liburan, jauh di atas rata-rata hari biasa yang hanya sekitar 50 orang per hari.
“Momen libur Natal dan Tahun Baru ini, jumlah pengunjung di museum meningkat banyak. Jumlah pengunjung bisa mencapai 300 orang per hari,” ujar Fahrudin, staf Museum Penataran (3/1/2025).
Museum Penataran dikenal dengan koleksi benda cagar budayanya yang lengkap dan unik, mencakup peninggalan dari berbagai era kerajaan, seperti Medang (Mataram Kuno), Kediri, Singasari, hingga Majapahit. Saat ini, museum memiliki sekitar 450 koleksi yang terdiri atas:
- 426 koleksi arkeologika: Arca, prasasti, batu lingga yoni, batu relief, dan artefak lainnya.
- 17 koleksi etnografika: Alat transportasi cikar, alat gilingan tebu, alat bajak sawah, lesung, dan mata uang kuno.
- 7 koleksi keramologika: Benda-benda berbahan keramik kuno.
Salah satu koleksi unggulan Museum Penataran adalah Prasasti Kinewu, peninggalan dari era Kerajaan Medang (Mataram Kuno) yang bertanggal 829 Saka atau 907 Masehi. Prasasti ini berbentuk unik karena menyatu dengan arca Ganesha, di mana bagian depan berbentuk arca dan bagian belakangnya berupa prasasti. Prasasti ini menceritakan anugerah pembebasan pajak kepada Desa Kinewu, yang diyakini kini berada di Desa Jiwut atau Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.
Koleksi lainnya yang menarik perhatian adalah arca Trimurti, yang menggambarkan tiga dewa Hindu utama: Dewa Siwa, Dewa Wisnu, dan Dewa Brahma. Fahrudin menjelaskan bahwa keistimewaan arca Trimurti ini terletak pada kondisinya yang masih utuh.
“Semua benda cagar budaya yang disimpan di Museum Penataran berasal dari wilayah Kabupaten Blitar. Sebagian sebelumnya disimpan di Pendopo Ronggo Hadi Negoro sebelum dipindahkan ke museum ini,” jelasnya.
Lokasi Museum Penataran yang berdekatan dengan kompleks Candi Penataran dan tempat wisata kolam renang Penataran menjadikannya destinasi yang mudah dijangkau. Keindahan dan nilai sejarah di area ini menarik minat pengunjung, terutama selama momen liburan.
Menurut Fahrudin, pengunjung museum selama hari biasa kebanyakan adalah siswa sekolah yang datang untuk kegiatan edukasi. Namun, selama liburan, mayoritas pengunjung adalah rombongan keluarga.
“Momen libur Natal dan Tahun Baru kemarin, jumlah pengunjungnya lumayan ramai. Rata-rata adalah rombongan keluarga yang ingin menikmati wisata sejarah,” tambahnya.
Museum Penataran dibangun pada tahun 1996 dan resmi dibuka untuk umum pada tahun 1998. Hingga kini, museum ini terus menjadi pusat edukasi dan pelestarian budaya yang penting di Kabupaten Blitar.