Kediri – Seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Pakistan berinisial AB (24) resmi dideportasi oleh Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Kediri, Selasa (5/8/2025), setelah terbukti melanggar izin tinggal di Indonesia. Deportasi ini merupakan tindak lanjut dari Operasi Pengawasan Keimigrasian Wirawaspada 2025 yang digelar pertengahan Juli lalu.
Kepala Kantor Imigrasi Kediri, Antonius Frizky Saniscara Cahya Putra, menyampaikan bahwa AB masuk ke Indonesia pada 11 Maret 2025 melalui Bandara Soekarno-Hatta dengan menggunakan visa kunjungan wisata. Ia seharusnya hanya memiliki izin tinggal selama 60 hari yang bisa diperpanjang, dengan batas maksimal 180 hari.
Namun, AB diketahui tetap berada di Indonesia hingga melewati batas izin tinggalnya pada 8 Juli 2025 dan tidak mengajukan perpanjangan. “AB terjaring operasi di wilayah Pare, Kediri. Setelah diperiksa, ia telah overstay selama delapan hari, dan tidak membayar denda biaya beban sebagaimana diatur dalam peraturan keimigrasian,” ujar Antonius, Kamis (7/8/2025).
Atas pelanggaran tersebut, AB dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) berupa deportasi dan penangkalan masuk kembali ke Indonesia, sesuai dengan Pasal 78 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
Sebelum dipulangkan, AB sempat menjalani proses pendetensian di Ruang Detensi Imigrasi Kediri. Proses deportasi dilakukan dengan pengawalan petugas Imigrasi dan menggunakan maskapai Thai Airways dengan rute Jakarta–Bangkok (TG434), dilanjutkan Bangkok–Lahore (TG345).
“Kami melaksanakan proses deportasi ini sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan prinsip penghormatan terhadap hak asasi manusia,” tambah Antonius.
Ia menegaskan, tindakan ini adalah bentuk komitmen Imigrasi Kediri dalam menjaga kedaulatan negara dan penegakan hukum keimigrasian terhadap warga negara asing yang berada di wilayah Indonesia, khususnya di wilayah kerja Imigrasi Kediri yang meliputi Kota/Kabupaten Kediri, Nganjuk, dan Jombang.