Kabarutama.co – Tugu Biawak yang baru saja diresmikan di Desa Krasak, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menarik perhatian publik. Bentuk patung biawak yang dinilai sangat realistis dengan anggaran pembangunan sekitar Rp. 50 juta ini sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Pemilihan biawak sebagai ikon desa memiliki latar belakang kuat. Desa Krasak dikenal sebagai salah satu habitat endemik biawak, atau yang oleh masyarakat setempat disebut “menyawak”.
Keberadaan biawak di wilayah ini memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, sehingga upaya pelestarian menjadi fokus utama masyarakat.
Pembangunan Tugu Biawak tidak hanya bertujuan untuk mempercantik kawasan desa, tetapi juga menjadi simbol kesadaran lingkungan dan identitas budaya masyarakat Krasak.
Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah desa, komunitas warga, dan para seniman lokal, yang bersama-sama berkomitmen mengangkat potensi serta nilai kearifan lokal.
“Melalui tugu ini, kami ingin menyampaikan pesan pentingnya menjaga kelestarian alam dan menghargai keberagaman hayati yang ada di sekitar kita,” ungkap Rejo, salah satu tokoh masyarakat Desa Krasak.
Kini, Tugu Biawak tidak hanya berfungsi sebagai landmark desa, tetapi juga menjadi representasi kolaborasi kreatif dalam membangun kesadaran akan pentingnya pelestarian fauna lokal.
Keberadaannya diharapkan dapat mendorong masyarakat luas untuk lebih mencintai lingkungan sekaligus memperkuat jati diri budaya setempat.