Kediri – Menjelang Lebaran 2025, Satuan Pembinaan Masyarakat (Satbinmas) Polres Kediri semakin gencar melakukan pengawasan terhadap peredaran uang palsu (upal). Langkah ini dilakukan dengan meninjau langsung aktivitas penukaran uang baru yang marak di berbagai titik di wilayah hukum Polres Kediri.
Kasat Binmas Polres Kediri, AKP Barkah Ramsul, mengatakan pihaknya mendatangi para pedagang uang baru untuk memastikan transaksi berjalan aman dan tidak ada indikasi peredaran upal.
“Kami rutin melakukan pengecekan di lapak-lapak penukaran uang baru. Sampai saat ini, berdasarkan hasil dialog kami dengan para pedagang, belum ditemukan adanya uang palsu. Semua masih dalam kondisi aman,” ujarnya saat meninjau lapak penukaran uang di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Senin (17/3/2025).
Selain mencegah peredaran upal, pihak kepolisian juga mengimbau pedagang agar tidak menetapkan biaya jasa penukaran yang terlalu tinggi, demi menjaga daya beli masyarakat.
“Dari hasil pantauan, biaya jasa yang ditetapkan saat ini sebesar Rp 15.000 untuk setiap penukaran Rp 100.000. Kami berharap pedagang tetap mempertimbangkan harga yang wajar agar masyarakat tetap bisa menukar uang baru tanpa terbebani,” tambahnya.
Sementara itu, Selvina, salah satu pedagang uang baru di Pare, mengungkapkan bahwa biaya jasa penukaran tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tahun lalu, biaya jasa penukaran Rp 10.000 per Rp 100.000. Sekarang naik menjadi Rp 15.000 karena harga uang baru dari pemasok juga naik,” katanya.
Namun, meskipun stok uang baru cukup melimpah, ia mengaku penjualan masih sepi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya, menjelang Lebaran sudah banyak yang menukar uang, terutama pecahan Rp 5.000. Tapi tahun ini, sejak awal Ramadan hingga sekarang, masih sepi,” ungkapnya.
Peningkatan pengawasan oleh kepolisian ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat dalam bertransaksi serta menjaga kelancaran peredaran uang menjelang perayaan Lebaran.