Kediri – Anggota DPR RI Komisi VIII dari Fraksi PKB, KH. An’im Falachuddin Markus, M.Pd., menyampaikan keberatannya terhadap salah satu tayangan di stasiun televisi nasional Trans7 yang dinilai tidak menghormati ulama sepuh KH. Anwar Mansur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
“Tayangan itu sangat tidak sopan. Sekelas Trans7 menayangkan komentar yang menyudutkan sosok sepuh yang kami hormati, ini sungguh menyakitkan dan tidak manusiawi,” ujar KH. An’im usai menghadiri sebuah acara di Kediri, Rabu (15/10/2025).
Ia menilai bahwa konten yang disiarkan telah mencederai kehormatan KH. Anwar Mansur, sosok yang selama ini menjadi panutan ribuan santri dan masyarakat luas.
“Beliau adalah pejuang pendidikan sejak muda bersama istri beliau, Nyai Umi Kulsum. Kalau pun beliau mendapat rezeki yang cukup, itu karena dedikasi dan kerja kerasnya. Tidak ada kiai yang menggantungkan hidup dari santri,” tegasnya.
KH. An’im mengungkapkan bahwa sejumlah alumni Lirboyo telah mendatangi kantor Trans7 untuk meminta klarifikasi. Pihak televisi bersangkutan, menurutnya, telah menyampaikan surat permintaan maaf secara resmi.
“Alhamdulillah, surat permintaan maaf sudah dikirimkan. Tapi kami ingin hal semacam ini tidak terulang lagi. Harus ada tanggung jawab dan sanksi agar menjadi pelajaran,” tambahnya.
Bahkan, lanjutnya, beberapa anggota DPR dari Fraksi PKB sempat mengusulkan pencabutan izin siar Trans7 sebagai bentuk protes terhadap ketidaksensitifan media terhadap tokoh agama.
Dalam kesempatan yang sama, KH. An’im juga menyoroti insiden di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Situbondo, yang menyebabkan korban jiwa. Ia menilai, perhatian pemerintah terhadap infrastruktur pesantren perlu ditingkatkan.
“Ini pondok tua, dan kisahnya panjang. Sejak dulu, banyak pesantren dibangun mandiri oleh kiai dan santri. Sekarang, dengan jumlah santri yang makin besar, negara harus lebih hadir,” jelasnya.
Ia mengapresiasi langkah Kementerian PUPR yang telah melakukan pengecekan konstruksi bangunan di Lirboyo, yang menurutnya sudah jauh lebih profesional dan aman.
“Kita bersyukur karena konstruksi bangunan di Lirboyo dinyatakan baik. Tapi kejadian seperti di Al-Khoziny harus jadi pelajaran. Pemerintah harus lebih aktif dalam hal keselamatan dan fasilitas pesantren,” tutupnya.