Tulungagung – Beredarnya video di media sosial yang menyebut anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Tulungagung menabrak seorang ibu-ibu saat mengejar pelanggar lalu lintas, dipastikan tidak benar. Kepolisian menegaskan bahwa kecelakaan yang terjadi di Desa Tanjungsari, Kecamatan Boyolangu, pada Minggu (18/5/2025), bukan disebabkan oleh petugas, melainkan oleh pelajar yang melanggar aturan lalu lintas.
Kasatlantas Polres Tulungagung, AKP M. Taufik Nabila, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut berawal saat petugas melakukan patroli rutin di sekitar Pos Tamanan, Kecamatan Tulungagung Kota. Dalam patroli tersebut, petugas mendapati dua pelajar SMP mengendarai sepeda motor tanpa helm dan berboncengan.
“Saat diberhentikan, kedua remaja tersebut justru kabur dan memacu motor dengan kecepatan tinggi menuju arah Desa Tanjungsari,” ujar AKP Taufik, Senin (19/5/2025).
Dalam upaya melarikan diri, pengendara pelanggar menabrak seorang perempuan yang tengah mengendarai Honda Scoopy merah dan keluar dari gang kecil. Momen ini sempat direkam oleh warga dan diunggah ke media sosial dengan narasi yang menyudutkan petugas kepolisian.
“Perlu kami luruskan, polisi tidak menabrak siapa pun. Justru pelanggar lalu lintas yang menyebabkan kecelakaan dengan pengguna jalan lain,” tegas Taufik.
Menurutnya, petugas yang berada di lokasi langsung memberikan pertolongan pertama dengan menghubungi ambulans. Korban dilarikan ke RSUD dr Iskak Tulungagung dan dilaporkan hanya mengalami luka ringan serta dalam kondisi sadar saat mendapat penanganan medis.
Identitas pelanggar diketahui berinisial H (15) dan A (15), keduanya merupakan warga Desa Joho, Kecamatan Kalidawir. Mereka mengendarai Honda Beat merah dengan nomor polisi AG 4596 RCL. Sementara korban pengendara Scoopy adalah S, warga Desa Tanjungsari, dengan pelat nomor AG 6538 RCL.
Menanggapi simpang siur informasi yang beredar di media sosial, Kasatlantas mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing oleh narasi yang belum terverifikasi.
“Kami mengajak masyarakat untuk lebih cermat dan bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, terutama di media sosial. Verifikasi sangat penting agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat,” pungkasnya.