Tulungagung – Di tengah kepenatan sebagai mahasiswa program studi Hukum Tata Negara (HTN) semester 5 Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FASIH) UIN Satu Tulungagung, Zainul Alim tak menyurutkan semangat ber-entrepreneur sejak dini. Aying sapaan akrabnya merintis usaha warung pecel Cak Aying. Bukanya pun mulai petang hingga tengah malam.
Lokasi warungnya tidak jauh dari kampus perguruan tinggi negeri di Plosokandang itu. “Sebelah Pom bensin Plosokandang,” tutur Aying.
Aying menuturkan bahwa menu pecel yang disajikan ini menawarkan rasa khas, yakni Bojonegoro. Gurih namun ringan pedesnya. Sehingga rasanya bener-bener nagih dan mengangenkan.
Warung ini Aying mengajak beberapa teman sekelasnya – Alip dan Huda- untuk membantu memasak, melayani pembeli hingga mengantarkan pesanan kalau ada yang delivery order. Harganya jangan tanya. Cukup Rp 5.000 sudah kenyang bagi perut mahasiswa.
“Ada yg bagian goreng peyek dan ada yg bikin kopi. kami bertiga kompak dan bersinergi. Bahwa masa muda adalah masa untuk berkarya,” kata Aying.
Sementara itu Dr Hakam Sholahuddin, pengurus pusat Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) merasa bangga terhadap aktivitas mahasiswa yang sejak dini sudah mulai merintis wirausaha. Hakam mengapresiasi keberanian dan mental wirausaha
“Bagus sekali, justru itu menunjukkan keberanian dan kemandirian. Tidak semua orang punya tekad memulai usaha sejak mahasiswa,”tuturnya.
Hakam yang juga Ketua PC ISNU Kabupaten Blitar ini mengaitkan dengan pembelajaran kepada mahasiswa. Bahwa apa yang dilakukan itu bukan sekadar bisnis, tapi juga praktik nyata dari ilmu manajemen, komunikasi, dan tanggung jawab. Untuk itu Hakam mendorong agar mahasiswa tidak minder
“Tidak perlu malu, justru patut dibanggakan. Banyak pengusaha besar yang memulai dari usaha kecil seperti warung pecel. Siapa tahu dari warung pecel ini, kamu bisa berkembang lebih besar, membuka lapangan kerja, dan memberi manfaat untuk orang lain,” jelas Hakam