Tulungagung – Ribuan warga memadati Desa Notorejo, Kecamatan Gondang, Tulungagung, sejak pagi hari untuk menyaksikan kemeriahan Bhayangkara Tulungagung Balloon Festival 2025, yang menjadi festival balon udara pertama di Jawa Timur.
Festival ini diikuti oleh 39 tim: 18 dari Tulungagung, 1 dari Trenggalek, dan 20 dari Wonosobo. Selain atraksi balon udara warna-warni dengan desain unik, festival juga dimeriahkan oleh 200 lebih lapak UMKM, panggung hiburan, pertunjukan reog kendang, dan atraksi paramotor.
Bupati Tulungagung H. Gatut Sunu memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi yang menggagas acara ini. Ia menilai festival ini sebagai terobosan strategis untuk menanggulangi tradisi menerbangkan balon udara liar yang kerap membahayakan penerbangan dan fasilitas umum.
“Kreativitas masyarakat bisa tersalurkan dengan aturan yang jelas. Ini langkah positif,” ujar Bupati Gatut Sunu.
AKBP Taat menyebut festival ini sebagai wujud transformasi tradisi menjadi potensi wisata dan ekonomi. Ia berharap masyarakat tidak lagi menerbangkan balon liar, dan mulai ikut dalam ajang resmi yang bermanfaat secara sosial dan ekonomi.
“Ini bukan sekadar hiburan, tapi sarana edukasi dan pemberdayaan UMKM,” jelas Kapolres.
Kementerian UMKM, melalui staf khususnya Hasby M Zamri, juga menyatakan dukungannya terhadap festival ini. Ia menilai event seperti ini akan mendorong pertumbuhan UMKM, menekan potensi konflik sosial, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rencananya, event serupa akan digelar kembali pada November 2025 sebagai langkah menjadikan Tulungagung ikon festival balon udara di Jawa Timur.