kabarutama.co – Dinamika politik lokal di Jawa Timur kembali menjadi sorotan. Baru hitungan bulan setelah dilantik, hubungan antara bupati dan wakil bupati di tiga daerah sudah dikabarkan retak. Ketidakharmonisan ini terjadi di Kabupaten Tulungagung, Jember, dan Sidoarjo.
Di Tulungagung, komunikasi antara bupati dan wakilnya disebut berjalan tidak mulus. Perbedaan pandangan dalam menjalankan roda pemerintahan membuat keduanya sering terlihat berjalan sendiri-sendiri.
Situasi serupa juga muncul di Jember. Bupati dan wakil bupati daerah tersebut dilaporkan jarang tampil bersama dalam agenda resmi, memunculkan spekulasi adanya kerenggangan politik.
Sementara itu di Sidoarjo, ketidakharmonisan antara bupati dan wakilnya mulai tercium dari beberapa kebijakan yang tidak sejalan. Hal ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai soliditas pemerintahan daerah yang baru saja terbentuk.
Pengamat politik menilai kondisi ini bisa mengganggu efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Mereka mengingatkan agar kepala daerah dan wakilnya segera meredam ego politik serta mengutamakan kepentingan masyarakat.
Ketidakharmonisan antar pimpinan daerah bukan hal baru di dunia politik lokal. Namun, kondisi yang terjadi hanya dalam hitungan bulan usai pelantikan tentu menjadi perhatian serius, baik bagi warga maupun pemerintah provinsi.