Jakarta – Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri berhasil mengungkap praktik penyalahgunaan gas LPG bersubsidi yang merugikan negara hingga miliaran rupiah. Penggerebekan dilakukan di dua lokasi berbeda, yakni Semarang, Jawa Tengah, dan Karawang, Jawa Barat.
Pengungkapan kasus ini bermula dari laporan masyarakat yang mengeluhkan kelangkaan gas LPG 3 Kg di wilayah Semarang. Menindaklanjuti laporan tersebut, tim Bareskrim melakukan penyelidikan dan akhirnya menggerebek sebuah gudang ilegal pada 29 April 2025.
Di lokasi tersebut, polisi mendapati modus operandi berupa pemindahan isi gas 3 Kg subsidi ke tabung non-subsidi berukuran 5,5 Kg dan 12 Kg. Proses pemindahan dilakukan menggunakan regulator modifikasi dan bantuan es batu. Para pelaku kemudian menjual gas tersebut dengan harga industri, jauh lebih tinggi dari harga subsidi.
“Dari pengembangan kasus, kami berhasil mengamankan empat tersangka dari dua lokasi. TN alias E sebagai pemilik pangkalan kamuflase di Karawang, serta FZSW alias A, DS, dan KKI yang beroperasi di Semarang,” ungkap Dirtipidter Bareskrim Polri, Brigjen Pol Nunung Syaifuddin, Senin (5/5/2025).
Di Karawang, sindikat menggunakan pangkalan resmi sebagai kedok untuk mengumpulkan gas bersubsidi, lalu menyuntikkannya ke tabung 12 Kg. Di Semarang, modus serupa diterapkan, dengan target distribusi yang lebih luas.
Polisi menyita ribuan tabung gas berbagai ukuran, regulator yang telah dimodifikasi, serta berbagai alat bukti lainnya dari kedua lokasi penggerebekan. Berdasarkan perhitungan sementara, keuntungan ilegal dari sindikat Karawang mencapai Rp 1,2 miliar per tahun, sementara kelompok di Semarang meraup sekitar Rp 3 miliar hanya dalam enam bulan.
“Para tersangka dijerat dengan pasal tentang penyalahgunaan minyak dan gas bumi, dengan ancaman hukuman hingga enam tahun penjara dan denda maksimal Rp 60 miliar,” tegas Brigjen Pol Nunung.
Bareskrim Polri menegaskan komitmennya dalam memberantas segala bentuk penyalahgunaan subsidi dan mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pengawasan distribusi LPG bersubsidi. Saat ini, penyidikan masih terus dilakukan guna mengungkap jaringan pelaku yang lebih luas.