Sidoarjo – Jumlah korban terdampak akibat runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khozyni di Sidoarjo terus diperbarui. Hingga Selasa (30/9/2025) pukul 19.00 WIB, tercatat ada 100 orang yang menjadi korban dalam peristiwa ini.
Dari total tersebut, sebanyak 26 orang masih menjalani perawatan inap di sejumlah rumah sakit, 70 orang sudah diperbolehkan pulang, sementara tiga orang meninggal dunia. Satu pasien lainnya dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto karena membutuhkan penanganan lanjutan.
Sejumlah rumah sakit menjadi rujukan utama penanganan korban, dengan rincian:
RSUD RT Notopuro merawat 40 pasien, termasuk delapan pasien rawat inap dan dua korban meninggal dunia. RS Siti Hajjar menangani 52 pasien, dengan 11 pasien rawat inap, satu meninggal dunia, serta satu pasien dirujuk ke Mojokerto. RS Delta Surya menampung enam pasien rawat inap. RS Sheila Medika merawat satu pasien yang kini sudah dipulangkan. RS Unair menangani satu pasien rawat inap.
Kepala BNPB Tinjau Lokasi
Tragedi ini mendapat perhatian serius dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M. Peristiwa tersebut dikategorikan sebagai bencana akibat kegagalan teknologi konstruksi, sehingga BNPB memiliki kewenangan untuk turun langsung dalam penanganannya.
Sesuai agenda, Suharyanto akan meninjau lokasi reruntuhan pada Rabu (1/10). Ia akan didampingi Deputi Bidang Penanganan Darurat Mayjen TNI Budi Irawan beserta rombongan. Rombongan dijadwalkan berangkat dari Jakarta pukul 06.00 WIB dan mendarat di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, sebelum menuju langsung ke lokasi kejadian.
Hingga Selasa malam, BNPB terus memantau perkembangan evakuasi dari Jakarta. Koordinasi intensif dilakukan bersama Basarnas, BPBD, TNI, Polri, serta pihak terkait lainnya. Laporan resmi mengenai penanganan darurat akan diperbarui secara berkala seiring proses evakuasi yang masih berlangsung.