kabarutama.co – Setelah hampir dua pekan melancarkan serangan besar-besaran ke Iran, Israel dilaporkan mulai mengalami kekurangan persenjataan penting, terutama amunisi. Informasi ini diungkapkan oleh sejumlah pejabat Amerika Serikat kepada NBC News, seperti dikutip pada Selasa (25/6/2025).
“Stok beberapa jenis senjata utama, termasuk amunisi presisi dan sistem pertahanan rudal, sudah menipis secara signifikan,” ungkap salah satu pejabat AS yang enggan disebutkan namanya karena sensitivitas isu ini.
Serangan Israel ke Iran pertama kali dilancarkan pada 13 Juni 2025. Tel Aviv menuduh Teheran tengah menjalankan program nuklir militer secara rahasia, meski tuduhan tersebut dibantah keras oleh pemerintah Iran.
Sebagai respons, pada hari yang sama Iran meluncurkan Operation True Promise 3, sebuah operasi militer yang menyasar sejumlah titik strategis di Israel. Serangan balasan Iran ini menandai peningkatan tajam eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah.
Menurut laporan NBC News, tekanan militer yang berkelanjutan mulai menguras logistik pertahanan Israel, yang bergantung pada sistem senjata canggih dan pasokan luar negeri, termasuk dari Amerika Serikat. Belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Israel terkait laporan kekurangan amunisi ini.
Sejumlah analis menilai, kekurangan persenjataan tersebut bisa mendorong Israel untuk segera mencari solusi diplomatik atau meningkatkan permintaan bantuan militer dari sekutu-sekutunya.
Hingga berita ini diturunkan, pertempuran masih berlangsung di beberapa titik, dan komunitas internasional menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri demi mencegah konflik yang lebih luas.