Kediri – Pemerintah Kabupaten Kediri bergerak cepat menangani dampak bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kecamatan Mojo. Tak hanya mengevakuasi warga ke lokasi aman, berbagai upaya tanggap darurat dan pemulihan juga langsung dilakukan.
Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, bersama jajaran lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), turun langsung ke lokasi terdampak pada Rabu (21/5/2025). Dalam kunjungannya, ia memastikan warga dalam kondisi aman serta menyalurkan bantuan kebutuhan dasar.
“Cuaca masih tidak menentu, yang utama adalah mengamankan warga dulu agar tidak ada korban tambahan,” ujar Mbak Dewi saat meninjau rumah-rumah yang terdampak longsor di Desa Petungroto.
Bencana yang terjadi pada Jumat (16/5) lalu mengakibatkan kerusakan di beberapa desa. BPBD mencatat 24 rumah rusak di Desa Petungroto, dua rumah rusak di Desa Pamongan, akses jalan tertutup longsor di Desa Ngetrep, dan dua rumah rusak akibat banjir di Desa Blimbing.
Petugas dari BPBD, Dinas Sosial, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), serta Dinas PUPR diterjunkan ke lokasi. Alat berat pun dikerahkan untuk membuka akses jalan yang tertutup material longsor. Dari tiga titik longsor di Petungroto, baru satu yang berhasil dibuka.
“Penanganan jalan dan talud segera kami lakukan, paling lambat mulai minggu depan,” jelas Kepala Dinas PUPR, Irwan Chandra Wahyu Purnama, yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Perkim.
Sebagai langkah lanjutan, Dinas Perkim juga akan membangun plengsengan di bagian belakang rumah-rumah terdampak, sebelum memulai rehabilitasi bangunan.
Sementara itu, pencarian terhadap Mbah Tekad (80), warga Desa Blimbing yang hanyut terbawa banjir, masih terus dilakukan. Tim SAR menyisir area Sungai Bruni hingga Sungai Brantas.
“Pencarian dilakukan hingga tujuh hari. Semoga beliau segera ditemukan,” harap Mbak Dewi.
Pemkab Kediri juga telah membuka dapur umum dan terus memantau perkembangan situasi. Warga diimbau tetap waspada dan melapor jika terjadi potensi bencana susulan.