Blitar – Produksi gula merah di Kabupaten Blitar semakin langka, namun Lutfiah, warga Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, masih berusaha mempertahankan tradisi yang telah digelutinya selama lebih dari 30 tahun
Di tengah keterbatasan bahan baku dan sulitnya mencari tenaga penderes nira kelapa, Lutfiah tetap memproduksi gula merah meskipun hanya bisa melakukannya satu kali dalam sepekan hari.
\”Dulu hampir semua warga di desa ini memproduksi gula merah, tapi sekarang tinggal beberapa keluarga saja yang masih bertahan,\” kata Lutfiah saat ditemui di dapur rumahnya, Rabu (16/10).
Sebelum suaminya meninggal, mereka bisa memproduksi gula merah setiap hari. Kini, dengan keterbatasan tenaga kerja, produksinya terhenti jika penderes kelapa yang membantunya sedang berhalangan.
Proses pembuatan gula merah berlangsung di dapur sederhana di belakang rumahnya. Menggunakan tungku kayu besar, Lutfiah merebus nira kelapa selama tujuh jam hingga mengental, lalu mencetaknya menggunakan tempurung kelapa.
Setelah dingin, gula merah tersebut dikemas dan dijual seharga Rp 18.000 per kilogram kepada pengepul.