Surabaya — Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali mengumumkan keberhasilan identifikasi empat kantong jenazah korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Dengan tambahan ini, total sudah 58 korban berhasil diidentifikasi dari 67 kantong jenazah yang diterima tim DVI.
Dalam konferensi pers di RS Bhayangkara Surabaya, Selasa (14/10/2025) malam, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast menyampaikan bahwa proses identifikasi masih terus berlanjut secara intensif.
“Hari ini, Tim DVI berhasil mengidentifikasi empat kantong jenazah yang terdiri dari tiga jenazah utuh dan satu bagian tubuh (body part),” ujar Kombes Abast.
Rincian Empat Korban Teridentifikasi:
1. Ubay Dinhai Azkal Askia (15), warga Sampang – Teridentifikasi melalui DNA dan medis.
2. M. Muhfi Alfian (16), warga Buduran, Sidoarjo – Teridentifikasi melalui DNA, medis, dan properti pribadi.
3. Abdul Halim (16), warga Kenjeran, Surabaya – Teridentifikasi melalui pencocokan beberapa bagian tubuh menggunakan DNA dan barang milik pribadi.
4. Nur Ahmad Ramatulloh, korban selamat – Bagian tubuh hasil amputasi dikonfirmasi melalui uji DNA.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Jatim, Kombes Pol dr. M. Khusnan Marzuki, menambahkan bahwa hingga saat ini masih ada 5 kantong jenazah yang belum teridentifikasi dan 5 korban yang dilaporkan masih hilang.
“Kami akan terus melakukan proses identifikasi dengan teliti. Bagi korban selamat yang menjalani amputasi, kami juga lakukan tes DNA untuk memastikan kecocokan dengan bagian tubuh yang ditemukan,” jelasnya.
Data Terkini Tragedi Ponpes Al Khoziny, Total kantong jenazah diterima: 67, Total korban dilaporkan hilang: 63, Korban berhasil diidentifikasi: 58, Korban belum ditemukan: 5, Kantong jenazah masih dalam proses identifikasi: 5.
Polda Jawa Timur menyampaikan duka mendalam dan memastikan proses identifikasi berjalan profesional dan manusiawi.
“Semoga amal ibadah para santri yang menjadi korban diterima oleh Allah SWT. Kami terus berupaya memberikan kepastian kepada keluarga,” tutur Kombes Khusnan.
Tragedi ini terjadi pada awal Oktober 2025, ketika bangunan utama Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, tiba-tiba roboh saat para santri tengah beraktivitas. Puluhan nyawa melayang, dan proses evakuasi serta identifikasi menjadi salah satu yang terbesar di Jawa Timur dalam beberapa tahun terakhir.