Kediri – Memasuki pertengahan bulan Ramadhan, Pemerintah Kota Kediri terus meningkatkan pengawasan terhadap keamanan pangan dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) pasar serta uji keamanan pangan pada Rabu (12/3). Kegiatan ini melibatkan sejumlah instansi terkait, seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Dinas Kesehatan, serta Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kediri.
Saat melakukan pengawasan di Pasar Setono Betek, Kepala DKPP Kota Kediri, Moh. Ridwan, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dengan memastikan bahwa makanan yang beredar di Kota Kediri memenuhi standar keamanan dan layak dikonsumsi. Selain itu, pengawasan ini juga dilakukan untuk mengantisipasi adanya pangan segar dan olahan yang mengandung bahan kimia berbahaya.
“Ini merupakan bentuk komitmen kami untuk memastikan bahwa pangan di Kota Kediri aman dikonsumsi oleh masyarakat,” ujarnya.
Ridwan menambahkan bahwa jika hasil uji sampel menunjukkan adanya kandungan zat berbahaya, pihaknya akan memberikan edukasi kepada para pedagang agar tidak lagi menjual makanan yang tidak sehat atau tidak layak konsumsi. Pemeriksaan kali ini mencakup 31 sampel yang diperoleh dari para pedagang, meliputi komoditas pertanian dan peternakan, seperti sayuran, ikan asin, daging, kerupuk, terasi, rumput laut, dan cendol.
“Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa beberapa komoditas pangan segar dan olahan terindikasi mengandung bahan berbahaya, seperti formalin. Kami masih akan mengevaluasi hasil pemeriksaan ini dan, jika ditemukan indikasi yang mengkhawatirkan, kami akan mengadakan uji pangan di pasar lainnya,” jelasnya.
Ridwan juga mengimbau masyarakat agar tetap selektif dalam memilih pangan segar maupun olahan yang akan dikonsumsi dengan memperhatikan tampilan dan ciri-ciri makanan sehat.
“Masyarakat tidak perlu panik karena Pemkot Kediri terus melakukan pengawasan. Jika menemukan pedagang yang menjual bahan pangan yang terindikasi mengandung zat berbahaya, masyarakat dapat langsung melaporkannya ke DKPP untuk ditindaklanjuti,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala BPOM Kediri, Gidion, menjelaskan bahwa pengujian cepat dilakukan untuk mendeteksi adanya bahan berbahaya dalam pangan, seperti formalin, boraks, methanil yellow, dan rhodamin B. Pada kesempatan ini, BPOM juga memberikan edukasi serta informasi kepada masyarakat dan pedagang mengenai keamanan pangan. Selain itu, BPOM juga membagikan leaflet yang berisi informasi mengenai penyalahgunaan bahan kimia berbahaya pada pangan.
“Dari hasil pemeriksaan, sebagian besar sampel memenuhi syarat. Namun, sekitar 30 persen dari sampel yang diuji mengandung zat berbahaya, seperti formalin. Ke depannya, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menelusuri pemasok bahan pangan tersebut agar dilakukan pembinaan sehingga mereka menjual produk atau makanan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat,” tuturnya.
Di sisi lain, Yuni, seorang pedagang tahu yang lapaknya diperiksa oleh petugas, mengaku mendukung kegiatan ini. Menurutnya, pengawasan yang dilakukan Pemkot Kediri membuat masyarakat semakin yakin dan merasa aman saat membeli pangan segar dan olahan di pasar.
“Saya senang dengan adanya kegiatan seperti ini. Semoga kegiatan ini bisa berlanjut dan menjadi agenda rutin. Dengan adanya pengawasan seperti ini, kami sebagai pedagang dan juga konsumen bisa terlindungi dari pangan yang tidak memenuhi standar dan mengandung zat kimia berbahaya, “pungkasnya.