Kediri – Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati atau yang akrab disapa Mbak Wali, meninjau langsung rumah warga penerima bantuan sosial Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tahun anggaran 2025. Dalam kunjungan tersebut, Mbak Wali menyambangi tiga rumah calon penerima bantuan di dua kelurahan, yakni Tosaren dan Semampir.
Bantuan yang diberikan berupa dana sebesar Rp20 juta untuk setiap rumah yang digunakan dalam proses renovasi. Program ini menyasar total 161 rumah di Kota Kediri, dengan jumlah terbanyak berada di Kecamatan Pesantren.
“Hari ini kami mengunjungi rumah warga yang masuk kategori rumah tidak layak huni. Rumah-rumah ini akan mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Kediri untuk direnovasi agar lebih layak huni,” ujar Mbak Wali, Selasa (10/6/2025).
Mbak Wali menjelaskan bahwa bantuan RTLH difokuskan pada perbaikan atap, lantai, dan dinding. Ia menegaskan bahwa setiap tahapan pembangunan akan diawasi secara ketat untuk memastikan dana bantuan digunakan sesuai tujuan.
“Saya berpesan kepada Bapak Lurah, Camat, dan Dinas Perkim agar proses ini diawasi betul. Jangan sampai ada potongan. Karena tujuan utama bantuan ini adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mbak Wali juga memberikan bingkisan sembako kepada warga penerima bantuan. Salah satunya adalah Sri Ani (73), warga Kelurahan Tosaren, yang merasa bersyukur karena rumahnya akan segera direnovasi.
“Alhamdulillah, senang sekali rumah saya akan diperbaiki. Terima kasih Mbak Wali,” ungkap Sri Ani yang tinggal bersama cucunya.
Selain rumah Sri Ani, Mbak Wali juga meninjau rumah milik Widodo di Tosaren, dan Siti Alpin di Semampir. Ketiga rumah tersebut mengalami kerusakan serius, seperti atap bocor, dinding rapuh, dan lantai tanah.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Kediri, Hery Purnomo, menjelaskan bahwa bantuan akan direalisasikan minggu ini. Renovasi akan dilakukan oleh tenaga kerja lokal, dan material bangunan dibeli dari wilayah sekitar.
“Ini bagian dari upaya memberdayakan ekonomi lokal. Selain itu, pembangunan akan menyesuaikan dengan budaya masyarakat, seperti tidak membangun pada bulan Suro. Jika ada keterlambatan, pencairan dana akan disesuaikan,” jelas Hery.
Program RTLH ini merupakan bagian dari strategi pengentasan kawasan kumuh dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Kediri.
Turut hadir dalam peninjauan ini Camat Pesantren Widiantoro, Camat Kota Bagus Hermawan, Lurah Tosaren Joko Prayitno, Lurah Semampir Rizky Yudadiantika, serta pendamping RTLH dan pihak terkait lainnya.