Kediri – Peringatan 156 tahun Jembatan Lama Kota Kediri berlangsung meriah di Taman Brantas pada Selasa (18/3). Acara bertajuk Pepeling ke-156 Jembatan Lama ini menjadi ajang apresiasi bagi komunitas pelestari sejarah yang telah berkontribusi dalam menjaga ikon bersejarah Kota Kediri.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri, Zachrie Ahmad, menegaskan bahwa pelestarian sejarah bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama.
“Acara ini membuktikan bahwa masyarakat Kediri memiliki kepedulian tinggi terhadap sejarah. Kita patut bangga sekaligus bertanggung jawab untuk merawatnya,” ujar Zachrie, yang akrab disapa Ayik.
Sejak ditetapkan sebagai cagar budaya pada 2019, Jembatan Lama—atau yang dikenal dengan nama Brug Over Den Brantas Te Kediri—kian diakui nilainya. Bahkan, pada 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengukuhkannya sebagai Struktur Cagar Budaya Tingkat Nasional. Tahun ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga mengusulkan statusnya sebagai Cagar Budaya Tingkat Provinsi.
Ketua pelaksana Pepeling ke-156, Oki Nurfatoni, menekankan bahwa warisan sejarah bukan sekadar peninggalan, tetapi juga aset berharga yang harus dijaga.
“Melalui pameran foto, diskusi sejarah, dan slametan budaya, kami ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya merawat Jembatan Lama dan situs bersejarah lainnya,” kata Oki.
Acara ini mendapat respons antusias, terutama dari kalangan anak muda dan komunitas sejarah. Dalam diskusi, terungkap fakta menarik bahwa Jembatan Lama Kediri adalah jembatan besi pertama di Indonesia, bahkan lebih tua dari Jembatan Brooklyn di Amerika Serikat.
Sejarawan Imam Mubarak mengungkapkan bahwa pembangunan jembatan ini dimulai sejak 1835 dengan material kayu, sebelum akhirnya dikonstruksi ulang dengan besi pada 1855. Setelah beberapa kali renovasi, termasuk pasca-erupsi Gunung Kelud 1901, jembatan ini tetap berdiri kokoh sebagai saksi sejarah Kota Kediri.
Pemerintah Kota Kediri berharap peringatan seperti Pepeling dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga cagar budaya. Jembatan Lama bukan sekadar jalur penghubung, tetapi juga simbol perjalanan sejarah yang harus diwariskan kepada generasi mendatang.