Kediri – Suasana khidmat dan penuh semangat mewarnai pembukaan Muhalaqoh (Musahabah dan Halaqoh) dalam rangka Gerakan Nasional Ayo Mondok yang digelar di Pondok Pesantren Al-Amien, Ngasinan, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota, Kota Kediri, Rabu (28/5/2025).
Acara ini secara resmi dibuka oleh Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, di hadapan lebih dari 600 kiai se-Jawa Timur dari berbagai wilayah yang turut hadir dalam agenda penting ini.
Wali Kota Vinanda menegaskan bahwa Gerakan Ayo Mondok adalah langkah strategis untuk memperkuat pendidikan karakter berbasis pesantren. Ia juga menyoroti pentingnya penyelesaian berbagai persoalan internal di lingkungan pesantren, seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Melalui Muhalaqoh ini, kita berharap tidak ada lagi kasus kekerasan di lingkungan pesantren. Ini adalah momen refleksi dan perbaikan bersama,” ujarnya.
Selain menjadi forum evaluasi dan introspeksi, Muhalaqoh tahun ini juga mengangkat tema “Santri Melek Media”. Hal ini disampaikan oleh Gus Hans, salah satu pengasuh pondok sekaligus narasumber utama dalam kegiatan tersebut.
“Santri sekarang harus mampu memahami dan memanfaatkan media, baik multiplatform maupun mainstream. Dari sini, mereka bisa menyebarkan informasi yang sehat dan positif untuk dunia pesantren,” jelas Gus Hans.
Kegiatan juga dirangkai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Majelis Ulama Indonesia (MUI), TvOne, dan Gerakan Masyarakat (Germas) Ayo Mondok, sebagai langkah kolaboratif memperkuat literasi media dan dakwah digital di kalangan pesantren.
Muhalaqoh ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga agen perubahan sosial yang adaptif terhadap tantangan zaman.