JOMBANG – Kabar duka datang dari Kabupaten Jombang. Ali Fikri, mantan Bupati Jombang dan Wakil Bupati Jombang periode 2008, tutup usia. Putra asli Desa Sumobito itu dikabarkan meninggal dunia pada Kamis malam (10/7/2025), sekitar pukul 23.45 WIB.
Kabar duka yang diterima Kabarutama.co, itu pertama kali di Informasikan kader DPP PAN (Partai Amanat Nasional) Kabupaten Jombang, Muhammad Ramlan. Beliau dikabarkan wafat di Rumah Sakit di Jakarta.
“Iya mas, semoga amal beliau semasa hidup diterima Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan berlimpah,” ucapnya melalui pesan WhatsApp.
Tak hanya keluarga dan para kader PAN, tokoh masyarakat dan warga Jombang, juga turut kehilangan sosok Almarhum.
Ali Fikri merupakan sosok yang lekat dalam ingatan publik sebagai pemimpin dengan masa jabatan tersingkat dalam sejarah Jombang—hanya 103 hari. Meski singkat, kiprahnya semasa menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Jombang dari 12 Juni hingga 23 September 2008, meninggalkan jejak yang kuat
Ali Fikri merupakan salah satu figur penting dalam sejarah kepemimpinan Jombang. Ia menjabat Wakil Bupati Jombang periode 2003–2008 mendampingi Bupati Suyanto, dan kemudian dipercaya menjadi Pelaksana Tugas Bupati Jombang dari 12 Juni hingga 23 September 2008. Meskipun hanya menjabat selama 103 hari, masa kepemimpinannya dikenal progresif dan membekas dalam benak masyarakat.
Dari Guru, Birokrat, hingga Tokoh Umat
Lahir pada 22 April 1961 di Sumobito, Ali Fikri memulai pengabdiannya sebagai guru dan kemudian menjadi pegawai di Kementerian Agama. Perjalanan panjangnya di dunia birokrasi dibentuk oleh semangat keilmuan dan pengabdian. Tak hanya di pemerintahan, Ali Fikri juga dikenal sebagai tokoh agama. Ia merupakan takmir Masjid Besar Imam Zahid Jombang dan pengasuh Yayasan Al Khoiriyah, lembaga yang fokus pada pendidikan Islam.
Kepemimpinannya dikenal lugas, merakyat, dan berpihak pada nilai-nilai keadilan sosial. Salah satu kebijakan yang masih dikenang publik adalah pemberian insentif bulanan sebesar Rp 1 juta untuk para hafidz dan hafidzah, serta dorongan terhadap transparansi keuangan daerah melalui pembukaan akses APBD kepada masyarakat. Ia juga aktif menyelesaikan persoalan teknis seperti banjir Kali Gunting dan perbaikan sistem irigasi di Balong Sono dan Bendungan A. Yani.
Ucapan Duka dan Penghormatan
Bupati Jombang saat ini, H. Warsubi, menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian Ali Fikri. Ia menyebut Almarhum sebagai tokoh yang memberi teladan melalui kerja nyata dan ketulusan hati.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kami sangat kehilangan sosok Pak Ali Fikri. Beliau menunjukkan dedikasi dan ketegasan luar biasa,” ujar Warsubi.
“Atas nama pribadi, keluarga, dan Pemerintah Kabupaten Jombang, saya menyampaikan duka mendalam. Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” tambahnya.
Warsubi juga mengenang satu momen pribadi yang mengesankan. Setelah dirinya terpilih sebagai Bupati Jombang, Ali Fikri datang langsung ke rumah untuk memberi ucapan selamat. “Itu momen yang tak akan saya lupakan. Keteladanan, ketulusan, dan besar hati beliau akan selalu menjadi inspirasi,” katanya.
Dimakamkan di Mojoagung
Jenazah Ali Fikri tiba di rumah duka di Sumobito pada Jumat pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Setelah disalatkan usai salat Jumat, almarhum dimakamkan di pemakaman umum Betek, Kecamatan Mojoagung. Ratusan warga, tokoh agama, dan pejabat daerah tampak hadir mengiringi pemakaman sang tokoh.
Ucapan belasungkawa terus mengalir dari berbagai kalangan. Seorang warga menuliskan pesan duka yang banyak beredar di media sosial dan aplikasi pesan:
“Semoga Allah menerima amal ibadah beliau, mengampuni khilafnya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin.” pungkas Warsubi.